Selasa, 05 Maret 2013

MENGAJAR ITU MENYEHATKAN



MENGAJAR ITU  MENYEHATKAN
Oleh : Pujiono, S,Si,MM

Aneh mungkin ketika pertama kali membaca judul diatas, namun tak berlebihan bila kita cermati lebih detail bahwa yang namanya mengajar adalah sebuah aktifitas yang berhubungan dengan orang tidak sendirian dengan tujuan untuk mentransfer pengetahuan, dimana disitu ada aktifitas fisik, motorik dan jiwa. Bila semua menyatu dan rasa senang bahagia tentunya menunjukan pribadi yang sehat.  Ada sebuah cerita menarik seorang guru yang libur sekolah lama dirumah, merasa badanya “gerah”, suntuk , lemes, bahkan merasa ada sesuatu yang hilang. Seorang guru tersebut merasa capaik dan ingin segera masuk sekolah bertemu dengan anak-anaknya. Waktu yang diimpikan tiba hari pertama masuk sekolah dimulai dengan langkah gembira, mantap dan penuh semangat. Setelah sampai disekolah melihat anak didiknya yang unik dengan segala keragaman potensi membuat hatinya hidup, tidak suntuk dan hilang semua rasa stress yang ada karena lama tak “berlenggak-lenggok” di depan muridnya.
Dari sekelumit cerita diatas rasanya tak berlebihan bila penulis ingin sampaikan bahwa mengajar itu mampu menyehatkan. Ada beberapa hal alasan mengapa bisa menyehatkan diantaranya:
1.      Tersalurkanya hasrat Ketika muncul hasrat dalam diri, maka ingin segera disalurkan, supaya tuntas. Begitupun hasrat mengajar di hadapan anak, sudah berjejal dalam kepala (otak). Mencoba mengeluarkan satu per satu kata, dirangkai menjadi kalimat dihadapan anak. Menjadikan segala sesuatu yang sumpek menjadi plong. Mengajar itu  itu nikmat. Sesuatu yang memberikan kenikmatan tentu saja akan menyebabkan sesorang merasa senang dan bahagaia. Dan kebahagian itu juga bagia dari indikator sesesorang memiliki jiwa yang sehat..
2.      Tidak cepat pikun, orang yang selalu belajar dan kemudian berusaha mengajarkan tak akan cepat lupa akan sesuatu. Maka dengan mengajar seorang guru tidak akan cepat kena penyakit pikun. Setiap hari membaca, membaca dan membaca untuk ditransfer ke peserta didiknya. Otak bila selalu diajak untuk berlatih dan berfikir tentunya berdampak positif, berbeda dengan yang selalu diam, taka ada aktifitas menambah ilmu tentunya menjadi tumpul. Sehingga peribahasa jawa  mengatakan “ nggulang qolbu amrih sasmito lanthif = mengasah hati supaya cerdas”.  Maka seorang guri dituntut untuk selalu belajar dengan membaca. Seperti halnya perintah Allah dalam Al-Quran” Al-Alaq ayat : 1. “ bacalah dengan nama tuhanmu”
Diharapkan seorang guru Ketagihan membaca, karena hal ini sangat postif, sebab banyak manfaat pokok dan sampingan yang didapatkan.  daya kerja otak bisa terpelihara, tidak cepat menjadi pikun.
3.      Membebaskan diri dari Stres. Stress adalah tekanan  yang bisa karena  kekusutan pikiran karena tidak ada aktifitas. Apa yang terjadi bila seorang hanya diam tak punya aktifitas, maka yang terjadi pikiran” ngelangut” kadang malah berkhayal yang tidak-tidak. Hal ini kadang bisa menjadikan diri seseorang tertekan atau stress, maka dengan aktifitas menngajar mampu mengurangi kekusutan pikiran. Ada sesuatu yang tersalurkan dari proses belajar, namun jangan sampai ada anggapan bahwa mengajar sebagai pelarian dari stress. Karena mengajar adalah aktifitas mulia yang tentunya tak boleh hanya ala kadarnya, perlu disiapakan dengan matang.   
4.      Ajang beramal, tak ada sesuatau yang lebih baik daripada seruan mengajak ke baikan , apa jadinya hari ini bila tak ada Guru yang mau mengajarkan ilmu, mengajarkan membaca. Dunia akan terasa gelap tanpa adanya sebuah penerang. Maka lading amal yang ebsar bagi profesi guru yang mampu menjadi pelita bagi generasi penerus bangsa. Semua agama sepakat bahwa mengajak menyuruh kepada kebajikan adalah pahala yang besar bagi yang melakukanya, termasuk di dalamnya adalah seorang guru. hal ini sangat sesuai dengan firman Allah: kurang lebih   waman ahsanu qoulam miman da’a ila waamila shaliha” tiada perkataan yang lebih baik, kecuali mengajak kepada kebaikan “maka dengan sendirinya akan mendatangkan pahala.
5.      Ajang Kreasi, mengajar yang aktraktif, inovatif, menyenangkan merupakan  ajang ekspresi diri atau unjuk diri. Sehingga diharapkan pikiran  seorang guru tidak mandeq untuk berinovasi tidak lebay. Belajar sepanjang masa untuk menciptakan terobosan-terobosan dalam pengajaran hal yang sangat mulia bagi seorang guru. Bahkan termasuk didalamnya job job segar dalam pembelajaran seperti humor, untuk mencairkan suasana didalam mengajar merupakan inovasi dan kreasi yang positif dalam proses pembelajaran. Tentunya dengan batasan norma-norma. Senyum dan tawa adalah indikasi sehat bagi setiap manusia.
Semua itu hanya bisa dilakukan oleh  profil Guru yang memadukan hati dan jiwanya guna membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan, kondusif melalui tampilan pribadinya, yang tercermin dari kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh. Hal itu dapat diasah dengan kompentensi guru baik  personal, profesional, sosial, intelektual dan spiritual. Ketika hasrat tersalurkan bisa berkreasi, bisa bermanfaat bagi sama maka kebahagian aka nada dalam diri seorang guru. Maka tak berlebihan jika mengajar itu menyehatkan “ Namun semua itu harus dilandasi dengan cinta, ikhlas dan mengharap ridha allah semata. Tanpa landasan tersebut semua menjadi hambar karena biasanya akan tampil menjadi sosok yang “kamuflase”. Semoga kita bisa menjadi sehat dan menyehatkan dengan mengajar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar