MENGAJAR ITU MENYEHATKAN
Oleh
: Pujiono, S,Si,MM

Dari
sekelumit cerita diatas rasanya tak berlebihan bila penulis ingin sampaikan
bahwa mengajar itu mampu menyehatkan. Ada beberapa hal alasan mengapa bisa
menyehatkan diantaranya:
1. Tersalurkanya
hasrat Ketika
muncul hasrat dalam diri, maka ingin segera disalurkan, supaya tuntas.
Begitupun hasrat mengajar di hadapan anak, sudah berjejal dalam kepala (otak).
Mencoba mengeluarkan satu per satu kata, dirangkai menjadi kalimat dihadapan
anak. Menjadikan segala sesuatu yang sumpek menjadi plong. Mengajar itu itu nikmat. Sesuatu yang memberikan
kenikmatan tentu saja akan menyebabkan sesorang merasa senang dan bahagaia. Dan
kebahagian itu juga bagia dari indikator sesesorang memiliki jiwa yang sehat..
2. Tidak
cepat pikun,
orang yang selalu belajar dan kemudian berusaha mengajarkan tak akan cepat lupa
akan sesuatu. Maka dengan mengajar seorang guru tidak akan cepat kena penyakit
pikun. Setiap hari membaca, membaca dan membaca untuk ditransfer ke peserta
didiknya. Otak bila selalu diajak untuk berlatih dan berfikir tentunya
berdampak positif, berbeda dengan yang selalu diam, taka ada aktifitas menambah
ilmu tentunya menjadi tumpul. Sehingga peribahasa jawa mengatakan “ nggulang qolbu amrih sasmito
lanthif = mengasah hati supaya cerdas”. Maka
seorang guri dituntut untuk selalu belajar dengan membaca. Seperti halnya
perintah Allah dalam Al-Quran” Al-Alaq ayat : 1. “ bacalah dengan nama tuhanmu”
Diharapkan seorang guru Ketagihan membaca, karena hal ini
sangat postif, sebab banyak manfaat pokok dan sampingan yang didapatkan. daya kerja otak bisa terpelihara, tidak cepat
menjadi pikun.
3. Membebaskan
diri dari Stres.
Stress adalah tekanan yang bisa karena kekusutan pikiran karena tidak ada aktifitas.
Apa yang terjadi bila seorang hanya diam tak punya aktifitas, maka yang terjadi
pikiran” ngelangut” kadang malah
berkhayal yang tidak-tidak. Hal ini kadang bisa menjadikan diri seseorang
tertekan atau stress, maka dengan aktifitas menngajar mampu mengurangi
kekusutan pikiran. Ada sesuatu yang tersalurkan dari proses belajar, namun
jangan sampai ada anggapan bahwa mengajar sebagai pelarian dari stress. Karena
mengajar adalah aktifitas mulia yang tentunya tak boleh hanya ala kadarnya,
perlu disiapakan dengan matang.
4. Ajang
beramal, tak ada
sesuatau yang lebih baik daripada seruan mengajak ke baikan , apa jadinya hari
ini bila tak ada Guru yang mau mengajarkan ilmu, mengajarkan membaca. Dunia
akan terasa gelap tanpa adanya sebuah penerang. Maka lading amal yang ebsar
bagi profesi guru yang mampu menjadi pelita bagi generasi penerus bangsa. Semua
agama sepakat bahwa mengajak menyuruh kepada kebajikan adalah pahala yang besar
bagi yang melakukanya, termasuk di dalamnya adalah seorang guru. hal ini sangat
sesuai dengan firman Allah: kurang lebih “ waman ahsanu qoulam miman da’a ila waamila
shaliha” tiada perkataan yang lebih baik, kecuali mengajak kepada kebaikan
“maka dengan sendirinya akan mendatangkan pahala.
5. Ajang
Kreasi, mengajar
yang aktraktif, inovatif, menyenangkan merupakan ajang ekspresi diri atau unjuk diri. Sehingga diharapkan
pikiran seorang guru tidak mandeq untuk
berinovasi tidak lebay. Belajar
sepanjang masa untuk menciptakan terobosan-terobosan dalam pengajaran hal yang
sangat mulia bagi seorang guru. Bahkan termasuk didalamnya job job segar dalam
pembelajaran seperti humor, untuk mencairkan suasana didalam mengajar merupakan
inovasi dan kreasi yang positif dalam proses pembelajaran. Tentunya dengan
batasan norma-norma. Senyum dan tawa adalah indikasi sehat bagi setiap manusia.
Semua itu hanya bisa dilakukan oleh profil Guru yang memadukan hati dan jiwanya guna membuat suasana pembelajaran
yang menyenangkan, kondusif melalui tampilan pribadinya, yang tercermin dari kontak mata, ekspresi wajah, nada
suara, gerak tubuh. Hal itu dapat diasah dengan kompentensi guru baik personal, profesional, sosial,
intelektual dan spiritual.
Ketika
hasrat tersalurkan bisa berkreasi, bisa bermanfaat bagi sama maka kebahagian
aka nada dalam diri seorang guru. Maka tak berlebihan jika mengajar itu
menyehatkan “ Namun semua itu harus
dilandasi dengan cinta, ikhlas dan mengharap ridha allah semata. Tanpa
landasan tersebut semua menjadi hambar karena biasanya akan tampil menjadi
sosok yang “kamuflase”. Semoga kita bisa menjadi sehat dan menyehatkan dengan
mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar