Senin, 04 Februari 2013

MAteri Ceramah di Pertamina Depo Teras


YUK, MENGUKIR MONUMEN PAHALA
OLEH : PUJIONO,S.SI.MM
Syukur alhamdulillah pada hari ini Allah masih memberikan nikmat yang besar kepada kita, untuk itu marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada-Nya.Hidup  ini sebentar sekali, kadang kita tak mengira setiap detik yang terlewati sebenarnya adalah mengurangi jatah hidup kita didunia.untuk itu mengukir prestasi amal yang baik di dunia adalah suatu keharusan . Prestasi manakah yang akan kita ukir? Tentunya Prestasi barrun, taqiyyun, karimun (baik, taqwa, mulia!) bukan  fajirun, syaqiyun, Dzalilun (ahli maksiat, celaka, hina)
Untuk itu marilah, segera bergerak ‘mengukir” dengan amal taat terhadap Allah dan Rasulnya.untuk bekal amal yang banyak di negeri akherat nanti.
Jatah umur kita yang sedikit ini, tidak seperti umat-umat yang terdahulu tentunya kita gunakan untuk berlomba, berinisiatif, berhasrat untuk membuat monumen pahala yang pahalanya bisa mengucur kepada kita. Namun ingat jangan sampai niatan itu semua malah terjerumus pada riya’ yang hanya ingin dikenang manusia dan tak dapat-apa dihadapan Allah, adapun Monumen pahala tersebut simak hadist berikut :
sab’un (tujuh) yajrii (yang tetap mengalir) lil’abdi (kepada seorang hamba) ajrahunna (pahalanya) wa huwa (sekalipun dia) fii qabrihii (di dalam kubur) ba’da mautihi (setelah kematiannya) : man allama ilman (siapa yang mengajarkan ilmu), aw (atau) ajra (mengalirkan) nahran (sungai) aw hafara bi’ran (menggali sumur), aw gharasa nakhlan (menanam tanaman) aw banaa masjidan (membangun masjid) aw waratsa mushafan (mewariskan mushaf) aw taraka waladan (meninggalkan anak) yastaghfiru lahuu (yang memintakan ampun untuknya) ba’da mautihi (sesudah kematiannya). (Shahih Jami’).
Dari Hadist Riwayat hadist diatas bahwa amalan yang dapat sebagai monumen bagi pelaku / pembuat amal adalah :
Pertama, yang mengajarkan Ilmu, Ilmu adalah penerang bagi kegelapan, maka  orang berilmu yang mengajarkan ilmunya yang bermanfaat bagi manusia pahalanya sangat besar. Dan  Allah Ta’ala mengabarkan keadaan suatu kaum yang diberikan ilmu, namun ilmu yang ada pada mereka tidak bermanfaat karena tak diamalkan. Dan  ilmu yang bermanfaat pada hakikatnya merupakan sumber pahala bagi yang mengajarkanya . Allah Ta’ala berfirman : “Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [Al-Jumu’ah: 5]
Kedua, mengalirkan sungai, Mengalirkan sungai disebut sebagai bentuk amalan tak putus pahalanya. Sebab dengan aliran sungai banyak makhluk yang dapat mengambil manfaat. Sejatinya Allahlah yang menggerakkan air-Nya di muka bumi ini, tetapi sumber-sumber air itu tersembunyi, dan dikaruniakan-Nya kepandaian kepada seorang hamba-Nya untuk dapat membendung dan mengalirkan air itu dalam sebuah aliran panjang.
Ketiga, membuat sumur untuk , Menggali (membuat) sumur adalah amalan yang juga tak putus pahalanya. Pembuatan sumur di daerah langka air sungguh bagaikan menurunkan hujan dari langit bagi makhluk di sekelilingnya. Terlebih bisa ditinggalan bagi generasi yang akan datang
Keempat, menanam tanaman, Menanam tanaman yang kemudian hasilnya dinikmati oleh makhluk pun memberikan pahala yang tak terputus. Tanaman apa pun itu, sekalipun hanya rumput. Dengannya tanah dapat menahan air yang melimpah dari hujan yang tercurah dari langit, mencegah banjir dan luapan air di tempat-tempat yang rendah. Biji yang ditanam dan berkembang menjadi pohon yang daunnya rindang melebar, menjadi tempat bernaung dan sebagai tempat ternyaman untuk tidur-tiduran segala makhluk pada siang hari bolong.“Siapa yang menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian sebagiannya dimakan anak Adam atau makhluk Allah lainnya, niscaya baginya (pahala) shadaqah“ (HR.Bukhari).
Kelima, mendirikan masjid, Membangun masjid termasuk perintah agama. Rasulullah SAW menganjurkan ummatnya untuk membangun masjid dimana saja mereka berada. Pengadaan masjid termasuk salah satu investasi amal yang akan mengalirkan pahala terus menerus bagi orang-orang yang membangunnya. Karena hal ini termasuk salah satu dari tiga amal yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW : ``Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu : sedekah jariah (termasuk membangun Masjid), ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya`` (HR. Muslim).
Keenam, mewariskan mushaf, Mewariskan mushaf (Al-Quran) dan buku-buku yang mengandung kebaikan dan ilmu adalah amalan yang senantiasa mengayakan pemberinya. AlQurannya senantiasa dibaca, dan menambah imani pembacanya. Buku-buku adalah sumur ilmu, menambah iman seseorang dan mendekatkanNya kepada Allah dengan kemakrifan.
Ketujuh, meninggalkan anak yang saleh, yang mau mendoakan kedua orang tuanya setelah tiada. Meninggalkan generasi slaeh dan saleha adalah insvestasi kita diakherat nuat kita. Sebagaimana Hadist riwayat Muslim diatas yakni : Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu : sedekah jariah (termasuk membangun Masjid), ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya`` (HR. Muslim).

Itulah jalan menuju Insvestasi Amal kita di akherat nanti, namun ingat semua itu akan sia-sia dan tak akan berguna bila tanpa disari keikhlasan dan mengharap ridho Allah semata, Semoga Allah selalu memberi kekuatan ikhlas dan menggerakan hati kita untuk berbuat yang lebih banyak. Sehingga termasuk orang yang beruntung.amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar