JADIKAN
TAHUN TAJDID
OLEH :
PUJIONO
Waktu berlalu begitu cepat tak terasa kita telah memasuki
tahun 1434 Hijriyah. Sudah menjadi ketetapan Allah berjalanya waktu tak ada yang mampu menghentikannya,
sebagai mana firman
Allah dalam surat
Yasin ayat 39:
Artinya” Dan telah Kami tetapkan bagi bulan
manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
Bergulirnya bulan dari tandan yang tua menjadi tandan
muda mengisyaratkan bahwa waktu berlalu, menjadikan umur kita bertambah,
berarti jatah hidup kita didunia berkurang. Namun masih sedikit sekali umat
memahami akan perubahan pergantian waktu. Terlebih tahun baru
hijriyah, karena masyarakat lebih memahami kalender Masehi.
Padahal tahun hijriyah
merupakan hal yang penting bagi umat Islam, dimana Nabi Agung Muhammad SAW
meletakan pondasi yang kuat dengan membangun sebuah sistem peradaban baru yakni
masyarakat madani.
Tahun Hijriyah mengingatkan peristiwa hijrahnya Nabi
Muhammad dari Mekah ke Madinah yang oleh Khalifah Umar bin Khatab kemudian dijadikan
acuan penetapan kalender Hijriyah. Sedangkan jika kita lihat dari kata
hijrah berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah tempat. Namun dalam
konteks sejarah hijrah, hijrah berarti kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan
tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at
Islam. Banyak riwayat dan perintah hijrah kita jumpai dalam Al-Quran diantaranya Surat Al-An’fal : 74:
Artinya “Dan
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan
orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada
orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.
Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, :74)
Untuk itu jamaah, mari kita bermuhasabah atau mawas diri dengan adanya
pergantian tahun Hijriyah ini. Bukan untuk pamer amal namun untuk
melimbang-limbang kekurangan yang ada dan menembelnya ditahun yang akan datang.
Sebagai upaya menghisap diri sebelum kita dihisab di hari hisab yang sesungguhnya. QS Al-Isro’ ayat 14 :
Artinya "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu
sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab terhadapmu".
Dari ayat
diatas jelas bahwa kita dituntut selalu mawas diri, dan semua guna menuju
kearah yang lebih baik. Dan untuk menuju kearah yang lebih hanya akan bisa
dilakukan dengan perencanaan (planning)
yang
matang. Karena diantara kelemahan
umat kita adalah lemahnya perencanaan masih asal jalan,
belum dengan suatu perencanaan managemen yang baik. banyak masjid tak terpogram kadang hanya menjalankan
rutinitas yang telah ada. Sehingga
tak aneh bila jamaahpun jenuh dan malas. Dan hal ini tentunya diperlukan
perencanaan yang tersusun rapi, sebagai mana Allah berfirman dalam As-shaff
ayat 4:
Artinya ” Sesungguhnya Allah menyukai orang yang
berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Manegemen diri
dan organisasi sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas iman maupun
dakwah. Dari ayat diatas jelas bahwa kita dituntut dalam ibadah dan berdakwah
dengan cara menagemen yang tersusun rapi, bukan hanya asal-asalan. Jika kita tak
ingin tertinggal dengan agama lain.
Untuk itu sekiranya tak berlebihan bila pergantian tahun baru hijriyah
ini kita jadikan sebagai moment untuk :
Pertama, Tahun azzam
atau bercita-cita Umat Islam harus mempunyai cita-cita atau
target, ditahun baru ini tentunya bisa dijadikan pijakan harapan guna meraih target tersebut. Bila itu target
pribadi bisa berupa target hafalan, target intensitas ibadah ataupun target peningkatan
fikrah keislaman. Sedangkan target organisasi bisa berupa terealisasinya program kerja yang telah ditentukan. Apabila itu tercapai tentunya menjadi bukti eksistensi dan “prestise”
pribadi atau organisasi. Semua itu tentunya dengan keinginan dan ikhtiar
yang kuat ditahun yang akan datang lebih baik secara kualitas maupun
kuantitas keimanan kita, mari kita lihat kembali Al-Hasyr ayat 18 :
Artinya “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kedua, Sebagai tahun tajdid ( tahun pembaharuan),
tahun baru hendaklah bisa dijadikan moment tajdid / pembaharuan semangat, tahun
dinamisasi atau tahun reformasi (al-Islah) yaitu peningkatan, pengembangan
keimanan. sebab secara bahasa, kata tajdid berarti pembaruan.
tajdid merupakan proses menjadikan sesuatu yang terlihat usang untuk dijadikan
baru kembali. Ia merupakan upaya untuk menghadirkan kembali
sesuatu yang sebelumnya telah ada untuk diperbaiki dan disempurnakan.
Pembaharuan itu keniscayaan. Umat islam tak boleh alergi dengan pembaharuan. Pembaharuan
semangat ibadah dari dari yang malas menjadi giat, pembaharuan dari yang jarang
menjadi sering berderma, pembaharuan dari yang masih shalat sendiri (munfarid)
menjadi shalat fardu berjamaah dan di lakasanakan masjid. Bagi takmir atau organisasi tahun baru ini bisa dijadikan
sarana evaluasi dan pembaharuan metode, strategi dakwah atau bahkan
program-program yang akan dilakukan, hal ini supaya dakwah lebih menyasar. Jamaah
yang dirahmati Allah, Jika kita tengok dalam qur’an banyak kita jumpai kata tajdid atau
mujadid atau kata yang se akar dapat kita temui seperti di As-saba ayat 7:
Artinya ” Dan
orang-orang kafir Berkata (kepada teman-temannya). "Maukah kamu kami
tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila
badanmu Telah hancur sehancur-hancurnya, Sesungguhnya kamu benar-benar (akan
dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru?
Yang dimaksud dengan seorang laki-laki oleh orang-orang
kafir itu ialah nabi Muhammad s.a.w., sebagai penghinaan mereka terhadapnya.
Sedangkan Nabi Agung Muhammad SAW Saw Bersabda "sesungguhnya Allah
mengutus Umat Ini Pada tiap Penghujung seratus tahun akan muncul orang yang
memperbaharui Agamanya. (Sunan Abu Daud).
Mengingat perubahan adalah keniscayaan sebagaimana sinyalemen hadist nabi
tersebut, maka pembaharu itu pasti muncul,
dan jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk mengambil bagian penting ini bagi
diri kita untuk andil menjadi bagian dari pembaharu, dan tentunya tak ingin masuk pada kategori orang-orang yang akan dilikuidasi.
untuk itu mari selalu berfikir dan tak berhenti belajar meningkatkan ilmu dan
amal sebagai wujud perubahan pribadi yang lebih berkualitas. Hanya Manusia yang bisa mengambill hikmah dari perjalanan
hidupnya akan menuai kesuksesan, namun bila melewati waktu pergantian tahun tanpa
ada pembelajaran yang diambil maka dia akan dilibas oleh waktu. semoga kita
termasuk orang yang beruntung dalam moment pembaharuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar