Senin, 04 Februari 2013

TAHUN TAJDID


JADIKAN TAHUN TAJDID
OLEH : PUJIONO
Waktu berlalu begitu cepat tak terasa kita telah memasuki tahun 1434 Hijriyah. Sudah menjadi ketetapan Allah berjalanya waktu tak ada yang mampu menghentikannya, sebagai mana firman Allah dalam surat Yasin ayat 39:
Artinya” Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
Bergulirnya bulan dari tandan yang tua menjadi tandan muda mengisyaratkan bahwa waktu berlalu, menjadikan umur kita bertambah, berarti jatah hidup kita didunia berkurang. Namun masih sedikit sekali umat memahami akan perubahan pergantian waktu. Terlebih tahun baru hijriyah, karena masyarakat lebih memahami kalender Masehi. Padahal tahun hijriyah merupakan hal yang penting bagi umat Islam, dimana Nabi Agung Muhammad SAW meletakan pondasi yang kuat dengan membangun sebuah sistem peradaban baru yakni masyarakat madani.
Tahun Hijriyah mengingatkan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah yang oleh Khalifah Umar bin Khatab kemudian dijadikan acuan penetapan kalender Hijriyah. Sedangkan jika kita lihat dari kata hijrah berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah tempat. Namun dalam konteks sejarah hijrah, hijrah berarti kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam. Banyak riwayat dan perintah hijrah kita jumpai dalam Al-Quran diantaranya Surat Al-Anfal : 74:
Artinya “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, :74)
Untuk itu jamaah, mari kita bermuhasabah atau mawas diri dengan adanya pergantian tahun Hijriyah ini. Bukan untuk pamer amal namun untuk melimbang-limbang kekurangan yang ada dan menembelnya ditahun yang akan datang. Sebagai upaya menghisap diri sebelum kita dihisab di hari hisab yang sesungguhnya. QS Al-Isro’ ayat 14 :
Artinya   "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab terhadapmu".
Dari ayat diatas jelas bahwa kita dituntut selalu mawas diri, dan semua guna menuju kearah yang lebih baik. Dan untuk menuju kearah yang lebih hanya akan bisa dilakukan dengan perencanaan (planning) yang matang. Karena diantara kelemahan umat kita adalah lemahnya perencanaan masih asal jalan, belum dengan suatu perencanaan managemen yang baik. banyak masjid tak terpogram kadang hanya menjalankan rutinitas yang telah ada. Sehingga tak aneh bila jamaahpun jenuh dan malas. Dan hal ini tentunya diperlukan perencanaan yang tersusun rapi, sebagai mana Allah berfirman dalam   As-shaff ayat 4:
Artinya ”   Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Manegemen diri dan organisasi sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas iman maupun dakwah. Dari ayat diatas jelas bahwa kita dituntut dalam ibadah dan berdakwah dengan cara menagemen yang tersusun  rapi, bukan hanya asal-asalan. Jika kita tak ingin tertinggal dengan agama  lain.
Untuk itu sekiranya tak berlebihan bila  pergantian tahun baru hijriyah ini kita jadikan sebagai moment untuk :
Pertama, Tahun azzam atau  bercita-cita  Umat Islam harus mempunyai cita-cita atau target, ditahun baru ini tentunya bisa dijadikan pijakan harapan guna  meraih target tersebut. Bila itu target pribadi bisa berupa target hafalan, target intensitas ibadah ataupun target peningkatan fikrah keislaman. Sedangkan target organisasi bisa berupa terealisasinya program kerja yang telah ditentukan. Apabila itu tercapai tentunya menjadi bukti eksistensi dan “prestise” pribadi atau organisasi. Semua itu tentunya dengan  keinginan  dan ikhtiar  yang kuat ditahun yang akan datang lebih baik secara kualitas maupun kuantitas keimanan kita, mari kita lihat kembali  Al-Hasyr ayat 18 :
Artinya “   Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kedua, Sebagai tahun tajdid ( tahun pembaharuan), tahun baru hendaklah bisa dijadikan moment tajdid / pembaharuan semangat, tahun dinamisasi atau tahun reformasi (al-Islah) yaitu peningkatan, pengembangan keimanan. sebab secara bahasa, kata tajdid  berarti pembaruan. tajdid merupakan proses menjadikan sesuatu yang terlihat usang untuk dijadikan baru kembali. Ia merupakan upaya untuk menghadirkan kembali sesuatu yang sebelumnya telah ada untuk diperbaiki dan disempurnakan. Pembaharuan itu keniscayaan. Umat islam tak boleh alergi dengan pembaharuan. Pembaharuan semangat ibadah dari dari yang malas menjadi giat, pembaharuan dari yang jarang menjadi sering berderma, pembaharuan dari yang masih shalat sendiri  (munfarid) menjadi shalat fardu berjamaah dan di lakasanakan masjid.  Bagi takmir atau  organisasi tahun baru ini bisa dijadikan sarana evaluasi dan pembaharuan metode, strategi dakwah atau bahkan program-program yang akan dilakukan, hal ini supaya dakwah lebih menyasar. Jamaah yang dirahmati Allah, Jika kita tengok dalam  qur’an banyak kita jumpai kata tajdid atau mujadid atau kata yang se akar dapat kita temui seperti di   As-saba ayat 7:
Artinya ”   Dan orang-orang kafir Berkata (kepada teman-temannya). "Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu Telah hancur sehancur-hancurnya, Sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru?
Yang dimaksud dengan seorang laki-laki oleh orang-orang kafir itu ialah nabi Muhammad s.a.w., sebagai penghinaan mereka terhadapnya.
Sedangkan Nabi Agung Muhammad SAW Saw Bersabda "sesungguhnya Allah mengutus Umat Ini Pada tiap Penghujung seratus tahun akan muncul orang yang memperbaharui Agamanya. (Sunan Abu Daud).
Mengingat perubahan adalah keniscayaan sebagaimana sinyalemen hadist nabi tersebut, maka  pembaharu itu pasti muncul, dan jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk mengambil bagian penting ini bagi diri kita untuk andil menjadi bagian dari pembaharu, dan tentunya tak ingin  masuk pada kategori orang-orang yang akan dilikuidasi. untuk itu mari selalu berfikir dan tak berhenti belajar meningkatkan ilmu dan amal sebagai wujud perubahan pribadi yang lebih berkualitas. Hanya Manusia yang bisa mengambill hikmah dari perjalanan hidupnya akan menuai kesuksesan, namun bila melewati waktu pergantian tahun tanpa ada pembelajaran yang diambil maka dia akan dilibas oleh waktu. semoga kita termasuk orang yang beruntung dalam moment pembaharuan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar